Cara Menanam Jeruk yang Baik dan Budidaya Jeruk
Apabila kita mau menanam jeruk ataupun budidaya jeruk
ada beberapa cara untuk mendapatkan bibit jaruk, diantaranya bibit yang
berasal dari biji, bibit dari hasil cangkokan, dan dengan cara okulasi.
Dari ketiga cara di atas yang sering dipakai oleh para petani yang
berskala besar adalah dengan cara cangkokan dan okulasi, karena kedua
cara tersebut cukup efektif dan mudah prosesnya dibanding menggunakan
biji untuk pembibitan.
Cara Mencangkok
Cangkokan biasanya diperoleh dari tanaman induk yang sudah terbukti
kualitasnya. Dahan yang akan dicangkok tidak boleh bergaris tengah
kurang dari 1 cm, sudah dewasa, dan sehat.
Kalau sudah ada dahan yang siap dicangkok selanjutnya kupas kulit dahan
secara mengeliling selebar 1-3 cm, kemudian bagian yang telah terbuka
itu tutupi dengan tanah, setelah tertutup dengan tanah kemudian balut
dengan sabut kelapa atau plastic yang diberi lubang-lubang untuk
sirkulasi.
Setiap hari sirami cangkokan tadi supaya tidak kekurangan air. Dalam
beberapa hari dahan sebelah atas cangkokan akan tumbuh akar, setelah
akar itu tumbuh panjang dan keluar dari sabut, barulah potong dahan
bagian bawah kemudia tanam pada lahan yang sudah dipersiapkan.
Lubang yang kita persiapkan ini sebelumnya harus sudah diberi pupuk
kandang yang baik. Apabila dalam perawatan bibit ini baik dalam waktu
tiga tahun pohon jeruk akan berbuah.
Cara Okulasi
Cara ini paling banyak diminati oleh para petani jeruk karena lebih baik
dibanding cara cangkokan, yaitu dengan menempelkan sebuah mata, tunas
atau cabang muda dari satu tanaman ke batang tanaman lain.
Cara pertama untuk melakukan okulasi kita menyemai biji jeruk untuk
memperoleh pohon jeruk yang nantinya akan kita tempeli dengan tunas dari
pohon lain.
Tetapi tidak semua jenis jeruk bisa dipakai untuk batang bawah, untuk
itu kita harus mencari jenis-jenis yang cepat dalam pertumbuhannya,
sehingga dalam waktu 1 atau 1,5 tahun setelah biji kita semai pohonnya
bisa digunakan untuk okulasi.
Kalau batang sudah cukup besar, bibit itu diokulasi pada jarak kira-kira
30 cm dari akar. Dengan menggunakan pisau yang tajam, kerat batang
tanaman ± 1 x 4 cm. kemudian, tempeli dengan kulit kayu yang ada
tunasnya, dari tanaman jeruk lain, dengan ukuran yang sama.
Tunas yang ditempelkan diikat dengan tali raffia. Sebelumnya celupkan
tali rafia pada farafin panas untuk mematikan bibit penyakit dan kuman
yang menempel. Ikatkan rafia dengan kuat, dan usahakan mata tunas tetap
menyembul keluar.
Untuk menjaga kekeringan sebaiknya diberi naungan. Ciri dari tunas
tersebut bisa tumbuh menjadi satu dengan batang poko, maka warnanya
masih tetap hijau seperti semula.
Setelah okulasi berumur ± 15 hari ikatan dapat dilepas. Batang yang
ditempeli tunas dipotong ± 10 cm di atas tunas tersebuut, lama kelamaan
akan kelihatan jelas sebuah titik hijau yaitu permulaan taruk.
Taruk akan tumbuh dengan cepat sampai mencapai ketinggian 1,5 meter.
Kemudian tanaman ini biasanya tidak bertahan tinggi, akan tetapi
batangnya akan bertambah besar. Setelah tanaman itu kira-kira sebesar
pensil, dan berkayu serta keras, puncaknya kita potong atau angkas
hingga tinggi tanaman tersebut hanya 1 meter saja.
Bila sudah demikian pohon dapat dipindahkan ke kebun. Tapi seharusnya
lubang harus sudah kita siapkan jauh-jauh hari tentunya lubang besar
tersebut sudah diberi pupuk kandang terlebih dahulu.
Tanaman jangan ditanam terlalu dalam, kemudian lubang tanaman timbun
dengan tanah yang subur hingga menjadi seperti bukit kecil dengan
tanaman di tengah-tengahnya.
Tidak lama ujung batang yang telah dipangkas akan bisa ttumbuh cabang 3
buah. Akan tetapi kalau nantinya tumbuh cabang lain lagi, cabang baru
iitu harus dipotong. Pemotongan dilakukan setelah pohon menjadi besar.
Poon hasil okulasi dalam waktu antara 3-5 tahun sudah memberikan hasil,
dan pohonnya tidak tinggi sehingga mudah memetik buahnya.
Cara Menanam Bibit di Lahan Terbuka
Waktu untuk menanam bibit yang baik ialah pada musim penghujan hingga
menjelang musim kemarau. Sebelum memulai menanam, harus diperhatikan
kondisi tanah didalam lubang-lubang tanam, yaitu sudah betul-betul basah
dari atas sampai ke bawah.
Lebar dan dalam lubang harus cukup untuk akar seluruhnya, agar arah
pertumbuhannya dapat lurus. Selain itu pada lubang tanam perlu diberi
pupuk dasar dengan pupuk kandang ± 20 kg dan NPK ± 250 g atau campuran
urea, TSP, KCL dengan perbandingan 2 : 2 : 1.
Jarak lubang tanam jeruk berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Kalau untuk
jenis jeruk yang besar maka lubang harus dibuat 8 x 8 m, sedangkan
untuk jeruk keprok cukup dengan jarak 5 x 5 m dan untuk jenis jeruk
manis ukuran yang baik dan ideal adalah 6 x 6 m.
Jarak tanaman ini penting karena perkembangan jeruk itu berbeda-beda
antara jenis satu dan yang lainnya. Disamping itu pengaturan jarak yang
baik akan memudahkan masuknya sinat matahari dan jalan angin ke
sela-sela tanaman jeruk. Pohon yang terlalu berhimpitan akan mdah
terkena penyakit dan kurang baik perkembangannya.
Factor-faktor lain yang harus diperhatikan dalam menanam jeruk diantaranya :
1. Air dalam tanah harus cukup, tetapi ttidak menggenang
2. Tanah harus mengandung zat-zat makanan dan bahan organism yyang cukup tinggi.
3. Tanah harus selalu gembur tidak muudah padat.
4. Curah hujan dan kelembapan cukup tinggi.
Cara Pemeliharaan Tanaman Jeruk
1. Pemupukan
Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organic maupun anorganik. Pupuk
organic seperti pupuk kandang dan kompos sangat baik untuk memperbaiki
struktur tanah agar remah. Sedangkan pupuk anorganik seperti nitrogen
(N), fosfor (P), kalium (K), dan unsure-unsur hara makro atau mikro
seperti Zn, Cu, Mn, serta Fe, sangat menunjang pertumbuhan dan kesehatan
tanaman.
Pemberian pupuk terhaddap tanaman jeruk berbeda-beda takarannya karena
harus disesuaikan dengan usia, jenis, dan kandungan hara yang
dibutuhkan. Semakin besar tanaman maka semakin banyak kebutuhan pupuk
yang dibutuhkan.
Tiga bulan setelah bibit ditanam sampai berumur setahun, jeruk
membutuhkan pemupukan susulan sebanyak 3 kali setahun, pada saat jeruk
berumur 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan.
Misalnya jeruk keprok, dosis untuk setiap pemupukannya adalah campuran
dari urea, TSP, dan KCL (1 : 1 :1) sebanyak 750 gram per pohon, atau
300 kg per hektar untuk 400 pohon. Dosis pemupukan tahun kedua dan
seterusnya meningkat, tapi pemberiannya dilakukan setiap 4 bulan. Pupuk
dibenamkan dalam lubang sedalam 15-20 cm di bawah lingkungan tajuk
pohon.
2. Pengairan
Jeruk sangat menyyukai kelembapan dan curah hujan yang cukup, pengairan
sangat penting apalagi memasuki musim kemarau. Kekurangan air pada pada
saat pertumbuhan vegetative akan menghambat pertumbuhan tunas dan akar,
sedangkan pada masa generratif akan mengakibatkan kerontokan bunga
atau buah.
3. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada bagian pohon yang lemah atasu terserang
penyakit, tujuanya untuk memelihara tanaman agar tetap segar, sehat, dan
produktif, selain itu agar sinar matahari dan angin dapat menembus
sela-sela dahan secara merata. Hasil pemangkasan harus segera dibakar
atau dipendam dalam tanah hal ini untuk menghindari penyebarab
penyakit.s
4. Pemeliharaan Saat Berbunga
Pohon jeruk yang berumur 3-5 tahun akan berbunga untuk pertama kalinya.
Kuncup bunga tumbuh di pucuk, dan kemudian akan berubah menjadi buah.
Untuk menjaga prod uktivitas pohon, maka sebaiknya hanya beberapa bunga
yang dibiarkan tumbuh menjadi buah. Sedangkan bunga-bunga yang lainnya
sebaiknya dipangkas.. kalau pohon sudah benar-benar kuat maska bunga di
biarkan tumbuh semuanya.
5. Penjaranag Buah
Kualitas buah jeruk dapat ditentukan oleh letak buah pada pohon dan
cahaya matahari. Buah yang mendapatkan sinar matahari yang cukup pada
umumnya bermutu tinggi.
Penjarangan pada pohon jeruk akan berdampak pada kualitas buah yang
baik, seperti memiliki ukuran yang besar, dan citarasa yang lebih enak.
Penjaranga dil;akukan pada buah yang sudah cukup besar tapi masih proses
pertumbuhan, jangan dilakukan pada buah yang masih kecil hal itu dapat
menurunkan pruduksinya.