Tuesday, October 29, 2013


 Cara Menanam dan Membudidayakan Jeruk Lemon

jeruk lemon

 Jeruk lemon atau jeruk sitrun semakin popular saja di kalangan masyarakat kita. Ya, jika jaman dahulu masyarakat kita hanya familiar dengan jeruk purut sebagai bahan pelengkap masakan, maka kini jeruk lemon tampil sebagai bahan pelengkap masakan yang nikmat dan menyegarkan.
Kehadiran chef berpengalaman internasional di televise yang senantiasa menggunakan jenis jeruk lemon ini menyebabkan masyarakat antusias untuk menyerbu jeruk lemon sebagai bahan pelengkap sajian hidangan mereka. Ya, jeruk lemon selain berfungsi sebagai pelengkap masakan juga berfungsi sebagai pelengkap minuman yang menyegarkan dan kaya vitamin C. Sebut saja lemon tea yang memiliki banyak penggemar.
Untuk itu, seiring dengan kepopuleran jeruk lemon maka banyak yang mulai membudidayakan jeruk lemon demi memenuhi kebutuhan pasar. Apakah Anda tertarik untuk ikut membudidayakan buah jeruk berwarna kuning mengkilat ini? Berikut ini panduan praktis cara budidaya bagi Anda yang ingin membudidayakannya.

Syarat Tumbuh Tanaman Jeruk Lemon

Tanaman jeruk lemon sangat baik ditanam di area yang berkriteria sebagai berikut ini :
  1. Tanah yang gembur dan organic. Pastikan bahwa lahan yang akan Anda tanami memiliki kandungan organic yang baik sehingga pohon jeruk lemon dapat tercukupi nutrisinya. Jika Anda ingin menggemburkan tanah dengan menggunakan pupuk, maka pilihlah pupuk organic yang alami dan bebas bahan kimia.
  2. Tanah yang akan ditanami memiliki tingkat garam yang rendah.
  3. Tanah yang akan ditanami bebas dari gulma dan tanaman pengganggu lainnya.
  4. Tanah tidak tergenang air, tidak becek dan tidak terlalu basah.
  5. Lahan mendapatkan sinar matahari yang cukup besar.
  6. Jeruk lemon dapat tumbuh di dataran tinggi maupun rendah, di daerah tropis seperti negara kita maupun di negara subtropics.

Budidaya Jeruk Lemon

Jika Anda sudah siap memenuhi kriteria tumbuh tanaman jeruk lemon di atas maka kini saatnya mencermati teknik budidaya jeruk lemon yang berurutan, dimulai dari penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan serta pemanenan.

Penyiapan Lahan

Seperti layaknya bercocok tanam jenis pohon jeruk lainnya, Anda perlu menyiapkan lahan yang cukup luas untuk ditanami pohon jeruk lemon. Undukan tanah perlu Anda buat untuk ditanami masing-masing bibit dan berikan jarak antara tanaman jeruk lemon satu dengan lainnya.
Tips: Pilihlah cara tanam yang tepat dengan memperhatikan arah mata angin yang tepat agar sinar matahari dapat menempa langsung pohon jeruk lemon yang Anda tanami. Selain itu, pastikan agar air tidak menggenangi pohon jeruk lemon dengan cara membuat parit-parit kecil sebagai tempat mengalirnya air di kala hujan. Genangan air ini akan menurunkan kualitas dari buah lemon yang dihasilkan.
Perhatikan kedalaman lubang tanaman dan sesuaikan dengan akar bibit agar bibit dapat mencengkeram tanah dengan baik.

Pembibitan

Cara pembibitan dapat Anda lakukan dengan mendatangkan bibit yang terjamin kualitasnya dan diakui secara legal oleh negara. Pembibitan ini merupakan salah satu kunci penting dari kualitas buah yang akan dihasilkan. Untuk itu, kualitas bibit harus benar-benar Anda perhatikan dengan seksama.

Penanaman

Penanaman dapat Anda lakukan kapan saja karena pada dasarnya pohon jeruk mampu bertahan hidup di segala musim, asalkan cara menanam tepat dan syarat tumbuhnya terpenuhi. Teknik menanam dilakukan dengan menancapkan bibit ke masing-masing undukan tanah yang telah dibuat. Pastikan bibit buah jeruk lemon mendapatkan sinar matahari yang cukup dan air yang tidak berlebihan.

Pemupukan

Pemupukan dapat dilakukan maksimal 4x dalam satu tahun dengan menggunakan kombinasi pupuk yang direkomendasikan seperti pupuk kandang, TPK, ZK dan kompos. Tentunya pemberian pupuk ini harus dilakukan secara bijaksana dan tepat waktu.
Perawatan lain yang perlu diperhatikan adalah pengusiran hama tanaman yang dapat berupa lalat buah, ulat, tungau, dan masih banyak lagi. Anda bisa memasang jebakan untuk mengusir lalat buah atau menyemprotkan zat tertentu untuk menyelamatkan buah dari hama penyerang.
Jangan lupa bagi Anda yang ingin berbudi daya tanaman jeruk lemon, penebangan sebagian batang utama perlu dilakukan untuk peningkatan jumlah cabang sehingga produktivitas pohon jeruk lemon dapat terpelihara dan meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, jumlah buah yang terlalu banyak pada musim panen pertama dapat Anda pangkas untuk produktivitas buah di tahun mendatang.

Pemanenan

Pemanenan buah jeruk lemon dapat Anda lakukan saat buah benar-benar matang. Pasalnya, buah jeruk merupakan jenis buah yang hanya dapat mematangkan diri di pohon dan setelah dipetik maka ia akan berhenti melakukan proses pematangan. Usia buah yang ideal untuk dipanen adalah 30-36 minggu.

 Cara Menanam Jeruk Bali dan Membudidayakan

 





Beberapa dari Anda mungkin sudah sangat familier dengan yang namanya buah jeruk bali. Jeruk yang tergolong ‘bongsor’ dari segi ukurannya ini memiliki banyak penggemar di seluruh nusantara. Tak hanya di Indonesia, buah ini pun banyak digemari di berbagai negara Asia seperti Thailand, Bangladesh, China dan Filipina.
Tentunya kemasyuharn buah ini membuat Anda tertarik untuk berbudidaya buah jeruk bali, bukan? Selain nikmat rasanya, Anda juga akan menikmati hasilnya yang bisa mencapai ratusan juta sekali panen per hektarnya. Anda ingin mencoba budidaya buah ini? Yuk, simak bagaimana cara budidaya buah jeruk bali.

Syarat Tumbuh Buah Jeruk Bali

Karakteristik teknik budidaya jeruk bali sama dengan jenis jeruk lainnya, seperti jeruk lemon maupun jeruk nipis. Berikut ini beberapa syarat tumbuh buah jeruk bali yang perlu Anda sediakan :
  1. Pastikan lahan Anda tidak sempit karena satu pohon buah jeruk bali membutuhkan area sekitar 7×8 meter agar tumbuh optimal dan berbuah banyak.
  2. Pastikan buah jeruk bali ditanam di area bersuhu maksimal 30 derajat celcius.
  3. Buah jeruk bali paling baik jika ditanam di daerah dataran tinggi. Namun demikian, di dataran rendah pun buah ini dapat tumbuh asalkan cukup air, banyak sinar matahari dan bebas hama.
  4. Buah jeruk bali membutuhkan banyak sinar matahari sepanjang hidupnya.
  5. Tanaman buah jeruk bali menyukai tanah lempung berpasir.
  6. Tanaman ini tidak terlalu menyukai angin karena dapat merontokkan buah.dan bunga.
  7. Tanaman jeruk bali membutuhkan keasaman tanah sekitar 5,5 hingga 6,5.
  8. Tanaman ini tidak menyukai air yang menggenang sehingga diperlukan drainase di tempat ia tumbuh.

Budidaya Jeruk Bali

Seperti halnya membudidayakan jenis tanaman lain, budidaya jeruk bali juga dapat dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut ialah penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan dan penyiraman (perawatan) serta pemanenan. Berikut ini ulasannya :

Penyiapan Lahan

Seperti halnya tanaman lainnya, penanaman jeruk bali juga membutuhkan lahan yang subur dan gembur. Untuk itu, sebelum Anda mulai menanam bibit jeruk bali Anda, penggemburan dapat Anda lakukan dengan cara mencangkuli lahan dan mencampurnya dengan pupuk.
Untuk pemetakan lahan yang akan ditanami masing-masing bibit, idealnya Anda menyediakan petakan tanah sebesar 7×8 meter untuk tiap bibitnya. Hal ini bukan tanpa alasan karena saat bibit buah jeruk bali ini membesar, ketinggiannya bisa mencapai 5 meter. Tentunya dengan ketinggian sebesar ini maka rantingnya pun akan rimbun dan menutupi cahaya sinar matahari yang dibutuhkan oleh pohon jeruk bali ini.
Untuk itu, diperlukan petakan tanah yang besar dan arah mata angin yang tepat untuk menumbuhkan pohon jeruk bali. Arah timur ke barat merupakan arah mata angin yang tepat bahi pohon jeruk bali agar senantiasa tercukupi sinar matahari.

Pembibitan Buah Jeruk Bali

Setelah penyiapan lahan Anda lakukan beberapa minggu sebelum penanaman, kini giliran Anda menyediakan bibit buah jeruk bali yang baik. Pembibitan ini memegang kunci penting dari hasil panen maksimal yang akan Anda raih. Mengapa demikian? Karena cara pembibitan buah jeruk bali ini sebagian besar dilakukan bukan dengan metode biji atau stek, maelainkan dengan cangkok.
Tips : Cara tanam metode cangkok dipilih bukan tanpa alasan karena para petani jeruk bali memiliki pengalaman cara menanam yang baik dengan metode cangkok ini yakni masa buahnya yang tidak terlalu lama dan daya tahan pohon yang kuat. Ciri bibit buah jeruk bali yang baik ini adalah batangnya yang lurus dari atas ke bawah serta diameter batang sekitar 2-3 cm.

Penanaman Buah Jeruk Bali

Setelah Anda mendapatkan bibit jeruk bali yang tepat, kini tibalah saatnya bercocok tanam bibit tersebut dengan teknik menanam yang tepat. Tanamlah masing-masing bibit di petakan tanah yang telah Anda sediakan (kurang lebih 7×8 meter). Adapun waktu kapan Anda menanam bisa Anda lakukan kapan saja karena buah jeruk bali bisa tumbuh di musim kering maupun musim hujan asalkan syarat tumbuhnya terpenuhi.

Pemupukan

Pemupukan dapat Anda lakukan selama maksimal 3 x dalam setahun. Pemupukan yang pertama dapat Anda lakukan dengan menggunakan pupuk kandang. (antara bulan Juli-Agustus). Sedangkan pada tahap pemupukan kedua dapat Anda lakukan dengan pupuk NPK (antara bulan Oktober-November).
Penyiraman perlu Anda lakukan saat musim kering agar pohon jeruk bali Anda tidak kekurangan air.
Perawatan lainnya adalah penyiangan (pencabutan rumput liar), pengusiran hama dan ulat serta pembatasan jumlah ranting dan buah pada musim panen pertama.

Pemanenan

Panen besar mulai dapat Anda nikmati setelah tahun ke-tiga. Sebelum tahun ini memang buah jeruk bali telah tumbuh namun Anda belum bisa memanennya karena Anda harus memperhatikan aspek yang lebih utama di masa yang akan datang, yakni pembatasan buah dan ranting agar tumbuh maksimal di tahun berikutnya.
Semakin tua umur pohon jeruk bali, semakin banyak buah yang dihasilkan.

Cara Menanam Jeruk yang Baik dan Budidaya Jeruk


budidaya jeruk, cara menanam jeruk, cara budidya jeruk

Apabila kita mau menanam jeruk ataupun budidaya jeruk ada beberapa cara untuk mendapatkan bibit jaruk, diantaranya bibit yang berasal dari biji, bibit dari hasil cangkokan, dan dengan cara okulasi.
Dari ketiga cara di atas yang sering dipakai oleh para petani yang berskala besar adalah dengan cara cangkokan dan okulasi, karena kedua cara tersebut cukup efektif dan mudah prosesnya dibanding menggunakan biji untuk pembibitan.

Cara Mencangkok

Cangkokan biasanya diperoleh dari tanaman induk yang sudah terbukti kualitasnya. Dahan yang akan dicangkok tidak boleh bergaris tengah kurang dari 1 cm, sudah dewasa, dan sehat.

Kalau sudah ada dahan yang siap dicangkok selanjutnya kupas kulit dahan secara mengeliling selebar 1-3 cm, kemudian bagian yang telah terbuka itu tutupi dengan tanah, setelah tertutup dengan tanah kemudian balut dengan sabut kelapa atau plastic yang diberi lubang-lubang untuk sirkulasi.

Setiap hari sirami cangkokan tadi supaya tidak kekurangan air. Dalam beberapa hari dahan sebelah atas cangkokan akan tumbuh akar, setelah akar itu tumbuh panjang dan keluar dari sabut, barulah potong dahan bagian bawah kemudia tanam pada lahan yang sudah dipersiapkan.

Lubang yang kita persiapkan ini sebelumnya harus sudah diberi pupuk kandang yang baik. Apabila dalam perawatan bibit ini baik dalam waktu tiga tahun pohon jeruk akan berbuah.

Cara Okulasi

Cara ini paling banyak diminati oleh para petani jeruk karena lebih baik dibanding cara cangkokan, yaitu dengan menempelkan sebuah mata, tunas atau cabang muda dari satu tanaman ke batang tanaman lain.
Cara pertama untuk melakukan okulasi kita menyemai biji jeruk untuk memperoleh pohon jeruk yang nantinya akan kita tempeli dengan tunas dari pohon lain.

Tetapi tidak semua jenis jeruk bisa dipakai untuk batang bawah, untuk itu kita harus mencari jenis-jenis yang cepat dalam pertumbuhannya, sehingga dalam waktu 1 atau 1,5 tahun setelah biji kita semai pohonnya bisa digunakan untuk okulasi.

Kalau batang sudah cukup besar, bibit itu diokulasi pada jarak kira-kira 30 cm dari akar. Dengan menggunakan pisau yang tajam, kerat batang tanaman ± 1 x 4 cm. kemudian, tempeli dengan kulit kayu yang ada tunasnya, dari tanaman jeruk lain, dengan ukuran yang sama.

Tunas yang ditempelkan diikat dengan tali raffia. Sebelumnya celupkan tali rafia pada farafin panas untuk mematikan bibit penyakit dan kuman yang menempel. Ikatkan rafia dengan kuat, dan usahakan mata tunas tetap menyembul keluar.

Untuk menjaga kekeringan sebaiknya diberi naungan. Ciri dari tunas tersebut bisa tumbuh menjadi satu dengan batang poko, maka warnanya masih tetap hijau seperti semula.
Setelah okulasi berumur ± 15 hari ikatan dapat dilepas. Batang yang ditempeli tunas dipotong ± 10 cm di atas tunas tersebuut, lama kelamaan akan kelihatan jelas sebuah titik hijau yaitu permulaan taruk.

Taruk akan tumbuh dengan cepat sampai mencapai ketinggian 1,5 meter. Kemudian tanaman ini biasanya tidak bertahan tinggi, akan tetapi batangnya akan bertambah besar. Setelah tanaman itu kira-kira sebesar pensil, dan berkayu serta keras, puncaknya kita potong atau angkas hingga tinggi tanaman tersebut hanya 1 meter saja.

Bila sudah demikian pohon dapat dipindahkan ke kebun. Tapi seharusnya lubang harus sudah kita siapkan jauh-jauh hari tentunya lubang besar tersebut sudah diberi  pupuk kandang terlebih dahulu.
Tanaman jangan ditanam terlalu dalam, kemudian lubang tanaman timbun dengan tanah yang subur hingga menjadi seperti bukit kecil dengan tanaman di tengah-tengahnya.

Tidak lama ujung batang yang telah dipangkas akan bisa ttumbuh cabang 3 buah. Akan tetapi kalau nantinya tumbuh cabang lain lagi, cabang baru iitu harus dipotong. Pemotongan dilakukan setelah pohon menjadi besar.

Poon hasil okulasi dalam waktu antara 3-5 tahun sudah memberikan hasil, dan pohonnya tidak tinggi sehingga mudah memetik buahnya.

Cara Menanam Bibit di Lahan Terbuka

Waktu untuk menanam bibit yang baik ialah pada musim penghujan hingga menjelang musim kemarau. Sebelum memulai menanam, harus diperhatikan kondisi tanah didalam lubang-lubang tanam, yaitu sudah betul-betul basah dari atas sampai ke bawah.

Lebar dan dalam lubang harus cukup untuk akar seluruhnya, agar arah pertumbuhannya dapat lurus. Selain itu pada lubang tanam perlu diberi pupuk dasar dengan pupuk kandang ± 20 kg dan NPK ± 250 g atau campuran urea, TSP, KCL dengan perbandingan 2 : 2 : 1.

Jarak lubang tanam jeruk berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Kalau untuk jenis jeruk yang besar maka lubang harus dibuat 8 x 8 m, sedangkan untuk jeruk keprok cukup dengan jarak 5 x 5 m dan untuk jenis jeruk manis ukuran yang baik dan ideal adalah 6 x 6 m.

Jarak tanaman ini penting karena perkembangan jeruk itu berbeda-beda antara jenis satu dan yang lainnya. Disamping itu pengaturan jarak yang baik akan memudahkan masuknya sinat matahari dan jalan angin ke sela-sela tanaman jeruk. Pohon yang terlalu berhimpitan akan mdah terkena penyakit dan kurang baik perkembangannya.

Factor-faktor lain yang harus diperhatikan dalam menanam jeruk diantaranya :

1.    Air dalam tanah harus cukup, tetapi ttidak menggenang
2.    Tanah harus mengandung zat-zat makanan dan bahan organism yyang cukup tinggi.
3.    Tanah harus selalu gembur tidak muudah padat.
4.    Curah hujan dan kelembapan cukup tinggi.

Cara Pemeliharaan Tanaman Jeruk

1.    Pemupukan

Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organic maupun anorganik. Pupuk organic seperti pupuk kandang dan kompos sangat baik untuk memperbaiki struktur tanah agar remah. Sedangkan pupuk anorganik seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan unsure-unsur hara makro atau mikro seperti Zn, Cu, Mn, serta Fe, sangat menunjang pertumbuhan dan kesehatan tanaman.

Pemberian pupuk terhaddap tanaman jeruk berbeda-beda takarannya karena harus disesuaikan dengan usia, jenis, dan kandungan hara  yang  dibutuhkan. Semakin besar tanaman maka semakin banyak kebutuhan pupuk yang dibutuhkan.

Tiga bulan setelah  bibit ditanam sampai berumur setahun, jeruk membutuhkan pemupukan susulan sebanyak 3 kali setahun, pada saat jeruk berumur 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan.

Misalnya jeruk keprok, dosis untuk setiap pemupukannya adalah campuran dari urea, TSP, dan KCL (1 : 1  :1) sebanyak 750 gram per pohon, atau 300 kg per hektar untuk 400 pohon. Dosis pemupukan tahun kedua dan seterusnya meningkat, tapi pemberiannya dilakukan setiap 4 bulan. Pupuk dibenamkan dalam lubang sedalam 15-20 cm di bawah lingkungan tajuk pohon.

2.    Pengairan

Jeruk sangat menyyukai kelembapan dan curah hujan yang cukup, pengairan sangat penting apalagi memasuki musim kemarau. Kekurangan air pada pada saat pertumbuhan vegetative akan menghambat pertumbuhan tunas dan akar,  sedangkan pada masa generratif akan mengakibatkan kerontokan bunga  atau buah.

3.    Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan pada bagian pohon yang lemah atasu terserang penyakit, tujuanya untuk memelihara tanaman agar tetap segar, sehat, dan produktif, selain itu agar sinar matahari dan angin dapat menembus sela-sela dahan secara merata. Hasil pemangkasan harus segera dibakar atau dipendam dalam tanah hal ini untuk menghindari penyebarab penyakit.s

4.    Pemeliharaan Saat Berbunga

Pohon jeruk yang berumur 3-5 tahun akan berbunga untuk pertama kalinya. Kuncup bunga tumbuh di pucuk, dan kemudian akan berubah menjadi buah.
Untuk menjaga  prod uktivitas pohon, maka sebaiknya hanya beberapa bunga yang dibiarkan tumbuh menjadi buah. Sedangkan bunga-bunga yang lainnya sebaiknya dipangkas.. kalau pohon sudah benar-benar kuat maska bunga di biarkan tumbuh semuanya.

5.    Penjaranag Buah

Kualitas buah jeruk dapat ditentukan oleh letak buah pada pohon dan cahaya matahari. Buah yang mendapatkan sinar matahari yang cukup pada umumnya bermutu tinggi.

Penjarangan pada pohon jeruk akan berdampak pada kualitas buah yang baik, seperti memiliki ukuran yang besar, dan citarasa yang lebih enak. Penjaranga dil;akukan pada buah yang sudah cukup besar tapi masih proses pertumbuhan, jangan dilakukan pada buah yang masih  kecil hal itu dapat menurunkan pruduksinya.

Cara Menanam dan Budidaya Jeruk Nipis

Budidaya Jeruk Nipis
Jeruk nipis (citrusaurantifolia) termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya berkayu ulet dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Bunganya berukuran kecil-kecil berwama putih dan buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung.
Nama Lokal :
Lime (Inggris), Lima (Spanyol), Limah (Arab); Jeruk Nipis (Indonesia), Jeruk pecel (Jawa); Limau asam (Sunda);
SYARAT TUMBUH
  • Ketinggian tempat : 200 m – 1.300 m di atas permukaan laut ·
  • Curah hujan tahunan : 1.000 mm – 1.500 mm/tahun ·
  • Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan – 12 bulan ·
  • Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 0 bulan – 6 bulan ·
  • Suhu udara : 200 C – 300 C ·
  • Kelembapan : sedang – tinggi ·
  • Penyinaran : sedang
MEDIA TANAM
  • Jenis : latosol, aluvial, andosol. ·
  • Tekstur : lempung berpasir lempung dan lempung liat. Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 727%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
  • Drainase : baik ·
  • Kedalaman air tanah : 40 cm – 170 cm dari permukaan tanah ·
  • Kedalaman perakaran : di bawah 40 cm dari permukaan tanah ·
  • Kemasaman (pH) : 4 – 9 dengan pH optimum 6
  • Kesuburan : sedang – tinggi
  • Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
  • Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 300.
Iklim
  • Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.  Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan  angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.
  • Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.
  • Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C.
  • Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
  • Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
Pengolahan Tanah
  • Buatkan lubang tanam berukuran50 cm x 50 cm x 40 cm.
  • Tanah bagian atas dipisahkan dari tanah di bawahnya, kemudian diberi pupuk kandang.
  • Tanah bagian bawah dimasukkan kembali, kemudian disusul tanah bagian atas.
Persiapan Bibit
  • Jeruk nipis dapat diperbanyak secara cangkok dan okulasi.
Penanaman 
  • Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan.
  • Jarak tanam 6 m x 6 m
Persyaratan Bibit
Bibit jeruk nipis yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yang baik adalah yang bebas penyakit, mirip dengan induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan memiliki sertifikasi penangkaran bibit.
Teknik Penyemaian Bibit
  1. Cara generatif
  • Biji diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang.
  • Areal persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2.
  • Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1).
  1. Cara Vegetatif
  • Metode yang lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran
  • kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.
Pengolahan Media Tanam
Tanaman jeruk nipis ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam di suatu bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yang akan ditamani dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini:
  • Keprok dan Siem : jarak tanam 5 x 5 m
  • Manis : jarak tanam 7 x 7 m
  • Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m
  • Nipis : jarak tanam 4 x 4 m
  • Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m
  • Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m
Lubang tanam hanya dibuat pada tanah yang belum diolah dan dibuat 2 minggu sebelum tanah. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan atas tanah (25 cm). Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 20 kg pupuk kandang. Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Bedengan (guludan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah.
Teknik Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
  • Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan.
  • Pengurangan akar.
  • Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang.
Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
  • Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
2) Penyiangan
  • Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.
3) Pembubunan
  • Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.
4) Pemangkasan
  • Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
5) Pengairan dan Penyiraman
6) Penjarangan Buah
  • Pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga. Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3 buah.
HAMA DAN PENYAKIT
Hama
1) Kutu loncat (Diaphorina citri.)
  • Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate. Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, Selain itu buang bagian yang terserang.
2) Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
  • Bagian yang diserang adalah tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion, Dimethoate,
3) Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
  • Bagian yang diserang adalah daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion. Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
4) Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
  • Bagian yang diserang adalah tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperakperakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan akarisida berahan aktif Propargite, Dicofol,
5) Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
  • Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: lubang yang mengeluarkan getah. Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl,  Methidathion yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.
6) Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
  • Bagian yang diserang Helopeltis antonii. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methomil.
7) Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
  • Bagian yang diserang adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes. Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua. Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl dan Methidathion. Kemudian buang bagian yang diserang.
8) Thrips (Scirtotfrips citri.)
  • Bagian yang diserang adalah tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif,  pada masa bertunas.
9) Kutu dompolon (Planococcus citri.)
  • Bagian yang diserang adalah tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl, Methidathion. Kemudian cegah datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.
10) Lalat buah (Dacus sp.)
  • Bagian yang diserang adalah buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian: gunakan  Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.
11) Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)
  • Bagian yang diserang daun, buah dan tangkai. Gejala: daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Pada gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur. Pengendalian: gunakan pestisida  Methidhation.
12) Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)
  • Bagian yang diserang adalah daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah. Gejala: daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Pengendalian: perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).
Penyakit
1) CVPD
  • Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.
2) Tristeza
  • Penyebab: virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen. Gejala: lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat. Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang, kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade.
3) Woody gall (Vein Enation)
  • Penyebab: virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii. Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange. Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun. Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.
4) Blendok
  • Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.
5) Embun tepung
  • Penyebab: jamur Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah daun dan tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan fungisida.
6) Kudis
  • Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).
7) Busuk buah
  • Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungis, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.
8) Busuk akar dan pangkal batang
  • Penyebab: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah akar dan pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.
9) Buah gugur prematur
  • Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: Fungisida Benomyl atau .
10) Jamur upas
  • Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi.
11) Kanker
  • Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-5 mm. Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.
PANEN
Ciri dan Umur Panen
  • Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya.
Cara Panen
  • Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.
Perkiraan Produksi
  • Rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yang dapat mencapai 40 ton/ha.
PASCAPANEN
Pengumpulan
  • Di kebun, buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih. Pisahkan buah yang mutunya rendah, memar dan buang buah yang rusak. Sortasi dilakukan berdasarkan diameter dan berat buah yang biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A adalah buah dengan diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat terkecil.
Penyortiran dan Penggolongan
  • Setelah buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari buah yang busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dengan ukuran dan jenisnya.
Penyimpanan
  • Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan bersih dengan temperatur ruangan 8-10 derajat C.
Pengemasan
  • Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang tidak terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus untuk ekspor. Pengepakan jangan terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.
semoga infonya bermanfaat.....amin////////////
jambu bol jamaika sebelum menanam jambu bol jamaika kita harus mengetahui dulu bagaimana sifat dan syarat untuk menanam jambu bol jamaika. Menurut sentra informasi ilmu pengetahuan dan teknologi Syarat untuk tanaman jambu bol adalah sebagai berikut:

Iklim
Tanaman jambu bol dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki curah hujan 500–3.000 mm/tahun.
Tanaman Jambu bol jamika memerlukan intensitas cahaya matahari sebesar 40-80%, jadi tanamlah di area yang banyak sinar matahari.
Temperatur yang ideal untuk pertumbuhan tanaman jambu bol adalah 18–28°C dengan Kelembaban udara antara 50–80%.

Media Tanam
Tanah yang cocok untuk menanam jambu bol jamika adalah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik.
Tanah Inseptisol sangat baik, sedangkan tanah yang tidak terlalu subur seperti Ultisol dan Oksisol (Podsolik Merah Kuning) masih baik untuk budidaya jambu bol setelah diberi pupuk dan kapur.
Tanah untuk tanaman jambu bol dengan keasaman (pH) antara 5,5-7,5 sangat cocok untuk pertumbuhannya.

Ketinggian Tempat
Tanaman jambu bol bisa ditanamn di berbagai tempat karena mempunyai daya adaptasi yang sangat besar di lingkungan tropis dari dataran rendah sampai tinggi yang mencapai ketinggian 1.200 m dpl.

Setelah mengetahui sifat dan syarat jambu bol, kini saatnya mengetahui bagaimana teknik penanaman jambu bol jamaika:



  1. Siapkan bibt tanaman jambu bol jamaika, jika belum punya segera beli di tukang bibit tanaman,
  2. Setelah tanaman bibit jambu bol didapatkan saatnya menggali tanah untuk Pembuatan Lubang Tanam. Lubang tanam dibuat dengan menggali lahan berukuran 50x50x50 cm
  3. Taburkan insektisida 100 gram Furadan 3 G dan 100-150 gram campuran urea, SP-36 dan KCl (2:1:1) ke dalam lubang tanam. Kalau tidak ada pakai pupuk kandang saja yaitu memasukan kotoran kambing ke dalam lubang.
  4. Sobek polybag
  5. keluarkan bibit beserta tanahnya dan tanamkan pada lubang.
  6. Siram secukupnya
  7. Timbun dengan tanah sampai pangkal batang.
  8. Padatkan tanah di sekitar batang.
  9. Pasang tiang penyangga di sisi kiri/kanan dan ikat tanaman jambu bol jamaika ke tiang penyangga.
  10. Siram jambu jamaika setiap pagi dan sore selama 1 bulan
  11. Setelah 1 bulan siram sehari sekali
  12. Setelah 2 bulan siram 2 kali sehari
  13. Berikan pupuk dan semprot dengan pembasmi hama, dan perangsang daun.
  14. Setelah 3 bulan lebih siram dan kasih pupuk secukupnya.
  15. Bersihkan di area pangkal pohon dari rumput dan kotoran lainnya.
Semoga membantu anda dalam cara menanam jambul bol jamaika.

Cara Menanam Jambu Biji dan  Budidaya Jambu Biji


budidaya, jambu, biji, cara menanam
Sebelum kita memulai melakuan budidaya jambu biji atau menanam jambu biji, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang harus diketahui tentang karakter tanaman buah tersebut, hal ini penting dilakukan karena akan berpengaruh terhadap hasil akhir dari proses budidaya tanaman ini.

Pohon jambu biji bisa tumbuh dengan baik di wilayah dengan curah hujan sebagai berikut:
  • 12 bulan basah, dan air tanah sedalam 50 cm hingga 10 meter.
  • 7-10 bulan basah, dan air tanah sedalam 50 cm hingga 2 meter.
  • 5-6 bulan basah, dan air tanah sedalam 50 cm hingga 2 meter.
Kondisi air tanah juga bisa dibentuk dengan proses pengairan yang baik. Posisi air tanah yang cukup dalam karena curah hujan yang kurang, dapat disiasati dengan irigasi dan pengairan yang tertata.

Faktor Geografis

Jambu biji bisa tumbuh di tepi pantai hingga wilayah pegunungan yang tingginya lebih dari 1.000 meter  di atas permukaan air laut.

Tanah

Jambu biji bisa tumbuh di tanah yang banyak mengandung pasir, hingga tanah yang berat. Tetapi, jambu biji akan tumbuh dengan subur di tanah yang cerul, banyak mengandung bahan organis, dan dapat menyerap air dengan baik.

Angin

Angin merupakan teman yang baik bagi jambu biji dalam proses persarian dan pembuahan. Pohon jambu biji yang batang dan rantingnya tergolong fiat dan kuat, mampu menahan tiupan angin yang kencang.

MENYIAPKAN BENIH JAMBU

Tanaman jambu biji bisa dikembangbiakkan dengan berbagai cara, bisa melalui biji, okulasi, cangkok, dan tunas akar. Pengembangbiakan dengan biji berisiko tidak sama dengan sifat pohon induknya, sementara pengembangbiakan dengan cangkok, okulasi, dan stek bisa menjamin tumbuhnya pohon yang sama kualitasnya dengan induknya.

Biji

Biji sebaiknya dipilih dari pohon yang paling bagus kualitasnya, baik dari segi produktivitas berbuah maupun mutu buahnya.

Setelah dikeluarkan daru buahnya, biji sebaiknya dibersihkan dan diangin-anginkan. Biji jangan sampai dijemur di terik sinar matahari, dan jangan disimpan lebih dari 24 jam agar daya tumbuhnya tidak menurun.
Biji jambu biji yang telah memenuhi syarat tanam bisa Iangsung ditebarkan di areal tanam atau di tempat persemaian terlebih dahulth,

Agar biji cepat turnbuh perlu disiram tiap pagi dan sore selama satu minggu. Biji mulai tumbuh setelah 20-30 hari. Jika biji yang disemaikan telah mencapai ketinggian 5 cm, maka bisa dilakukan seleksi dan penjarangan benih. Semai yang terbaik¬Iah yang harus dipilih dan dirawat.

Setelah mencapai ketinggian kira-kira 30-40 cm, semai sebaiknya segera dipindahkan ke keranjang. Pemindahan ke keranjang ini sangat dianjurkan untuk menjamin agar hidupnya semai di lapangan tinggi persentasenya. Semai yang dipindahkan ke keranjang sebaiknya pucuknya dipotong dan daunnya dipotong sebagian. Setelah 1-2 bulan di dalam keranjang, semai sudah dapat dipindahkan ke kebun atau areal tanam.

Okulasi

Untuk membuat okulasi diperlukan semai yank sudah berumur 15-18 bulan sebagai pohon pokok Selain itu, jugs diperlukan pohon induk yang unggu dan berkualitas yang telah berumur kira-kira 1 tahur untuk diambil cabangnya. Dari cabang ini nanti jugi akan dimanfaatkan "mata"-nya.

Sepuluh sampai lima belas hari sebelumnya pucuk cabang yang akan diambil matanya dipotoni dan dibuang daunnya. Cabang yang gundul, nant matanya akan membesar dan tampak sehat.

Langkah-Iangkah melakukan okulasi:

  • Menyayat kulit dari batang pokok.
  • Kulit yang disayat lalu dibuka
  • Kulit yang disayat dipotong sebagian.
  • Menyayat mata, lalu dilepaskan dari kayunya
  • Memasukkan mata di antara kulit dan kayu batang pokok hingga benar-benar pas, kemudian diikat.

Setelah berusia kira-kira dua minggu, okulasi lalu dibuka talinya. Jika matanya tampak hijau segar, berarti proses okulasi berjalan sukses. Sebaliknya, jika matanya tampak cokelat kehitaman dan kering, berarti proses okulasi gagal dan harus diulang lagi.

Cangkok

Jika okulasi hasilnya baru tampak setelah 2 tahun, maka cangkok siap ditanam setelah berusia 6 bulan.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mencangkok:
  • Pilih cabang sebesar pensil atau Iebih sedikit.
  • Kupas kulitnya selebar dua kali diameter cabang, lalu kerok lendirnya.
  • Satu hari kemudian, tutup Iukanya dengan hu¬mus atau tanah basah yang dicampur pupuk kandang.
  • Balut keseluruhannya dengan plastik dan ikat erat-erat di atas dan di bawah pembalut.
  • Tusuk-tusuklah kantong plastik dengan jarum agar udara dapat keluar-masuk dari dalam cangkokan.
  • Setelah tumbuh akarnya dalam jumlah yang cukup banyak, cangkokan lalu dipotong. Pemotongan sebaiknya dilakukan saat cangkokan tidak mengeluarkan pucuk baru.
  • Lewtakkan lkranjang cangkokan di tempat yang teduh, dan siram 1 kali sehari.
Setelah 2-3 bulan kemudian, cangkokan siap ditanam.

Tunas Akar

Buka tanah di atas akar yang tumbuhnya mendatar. Pilihlah akar yang kira-kira sebesar kelingking atau lebih sedikit. Bila akar yang dipotong terlalu besar, akan sulit memindahkan tunas akarnya. Musim hujan adalah saat yang tepat untuk membuat tunas akar jambu biji.

Dengan teknik pemotongan akar, maka akan terbentuk tunas akar. Kadang lebih dari satu batang tumbuh di satu tempat. Jika telah mencapai ketinggian kira-kira 30 cm, tunas bersama sebagian akar induknya segera diangkat dan ditaruh di keranjang. Tunas akar sebaiknya diangkat bersama dengan akar serabutnya. Tanpa akar serabut, akar baru sulit terbentuk, dan pemotongan tunas akar akan sia-sia.

CARA MENANAM JAMBU BIJI

Saat yang paling baik untuk menanam jambu biji ialah pada permulaan musim hujan. Buatlah lubang tanam dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm atau maksimal 50 x 50 x 50 cm. Jarak antar tanaman kira-kira 5 x 6 atau 8 x 8 meter. Areal tanam seluas satu hektar bisa ditanami kira-kira 100 pohon.

Lubang tanam sebaiknya diberi campuran pupuk kandang atau pupuk kompos dengan perbandingan: I 2 bagian tanah dan 1 bagian pupuk. Dapat juga ditambahkan pupuk buatan pabrik berupa Urea dan DS sebanyak 10-15 gram.

Bibit jambu biji, baik berasal dari biji, okulasi, cangkok, dan tunas akar, bila dibiarkan tumbuh secara alami, nanti dengan sendirinya akan membentuk cabang-cabang primer. Ujung batang pokoknya akan terus tumbuh ke atas.

Buah jambu air merupakan salah satu buah favorit masyarakat Indonesia. Selain menyegarkan, rasanya pun sangat enak dan manis. Buah jambu air tergolong mudah dalam penanaman, cara menanam jambu air bermacam – macam, dapat dengan cara okulasi, cangkok, ataupun cara alami melalui biji.



Langsung saja,
pertama kita akan membahas mengenai penanaman cara biji.
Pilih biji yang berasal dari varietas unggul, berumur sekitar lebih dari 5 tahun. Biji berasal dari buah yang masak pohon, yang besarnya normal & tekstur mulus. Biji angina – anginkan biji hingga kering selama 1 sampai 3 hari di tempat yang teduh.

Kedua dengan bibit okulasi atau cara sambung
Cara menyambung tanaman yang terbaik adalah sambungan celah. Batang bagian bawah berasal dari bibit hasil perbanyakan dengan biji, dan sedangkan pucuk berasal dari pohon induk yang unggul. Setelah disambung, maka bibit dipelihara dipolybag selama sekitar 2 sampai 3 bulan sebelum bibit ditanam langsung.

Ketiga dengan cara bibit cangkok
Untuk bibit cangkok, pilih tanaman yang unggul & produktif. Cabang yg dipilih tidak boleh terlalu tua atau terlalu muda, berwarna hijau keabu – abuan atau kecokelatan dengan diameter setidaknya 1,5 cm. Setelah 2 atau 2,5 bulan akan nampak akar, potong cangkokan, dan tanam dipolibag dengan media campuran pupuk kandang & tanah. Bibit dipelihara di media polybag selama kurang lebih 1 bulan sebelum ditanam.
Untuk cara penanamannya, tanam bibit ke dalam lubang tanam dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. Waktu penanaman sebaiknya tepat pada awal musim hujan atau pada sore hari.

Pemupukan jambu air, sebaiknya dilakukan sebelum atau setelah berbuah, dan lebih baik setelah melakukan penyiangan. Jika dipupuk pada saat masa akan berbuah maka calon buah akan rontok.
Tanaman jambu air berbuah setelah sekitar berumur 1 sampai 2 tahun, pohon akan berbunga sebanyak 2 kali dalam setahun. Dan musim buah biasanya pada bulan Juli dan September, biasanya satu bulan berikutnya setelah masa produksi, buah sudah masak. Buah yang siap panen dapat dilihat dengan ciri – ciri warna dan besarnya buah. Warna kulit berdasarkan tingkat kematangan yaitu hijau muda, hijau tua, hijau dengan sedikit warna merah, hijau merah atau merah hijau, dan jika sudah masak warnanya merah tua.

Sekian cara menanam jambu dengan tepat dan benar, semoga hasil dapat maksimal dan berbuah lebat sesuai dengan yang diinginkan.

Sunday, October 13, 2013




Proses penanaman dalam budidaya bunga juga merupakan hal yang penting, termasuk diantaranya bunga mawar. Dalam budidaya bunga mawar banyak hal yang harus diperhatikan dalam proses penanaman. Agar bunga mawar yang kita tanam akan tumbuh dengan sehat. Berikut adalah cara penanaman bunga mawar yang baik

Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
Buat lubang tanam pada jarak 60-60 cm atau 70-70 cm, tergantung jenis mawar dan kesuburan tanahnya.

Pembuatan Lubang Tanam
Untuk membuat lubang diperlukan sekop melengkung supaya diperoleh lubang berbentuk silindris. Ukuran lubang 45-45-45 cm. Kedalaman yang baik yaitu bila tanaman diletakkan dalam lubang, kedudukan bagian percabangan utama (bud union) letaknya sejajar dengan permukaan tanah. Akar mawar tidak dapat menembus tanah terlalu dalam, maka tidak perlu mencangkul tanah terlalu dalam, cukup 45-55 cm.

Pada saat membuat lubang, tanah di permukaan (top soil), sub-soil dikumpulkan terpisah, karena akan digunakan untuk menutup lubang kembali. Bila daerah itu tertutup rumput, harus diambil dalam bentuk lempengan-lempengan dan diletakkan di tempat teduh, untuk digunakan sebagai pupuk, dengan memasukkannya ke dalam lubang. Lempengan rumput diletakkan terbalik. Top soil dicampur dengan bahan organik (seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang dan sebagainya) perbandingan 4 bagian tanah dan 1 bagian bahan organik. Lubang ditimbuni sub-soil dicampur dengan bahan organik (dalam jumlah lebih banyak dari pada campuran untuk top soil) dan super fosfat (dapat juga dipakai tepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m2 tanah, tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan bahan organik sampai membentuk gundukan.

Cara Penanaman
Waktu tanam mawar adalah pada awal musim hujan (bila keadaan airnya memadai dapat dilakukan sepanjang musim/tahun. Tanaman mawar yang ditanam berupa bibit cabutan (tanpa tanah), dan bibit yang berasal dari polybag.

Cara penanaman bibit mawar cabutan :
a)Bongkar bibit tanaman mawar dari kebun pembibitan secara cabutan.
b) Potong sebagian batang dan cabang-cabangnya, sisakan 20-25 cm agar habitus tanaman menjadi perdu (pendek).
c) Potong sebagian akar-akarnya dengan gunting pangkas tajam dan steril.
d) Rendam bibit mawar dalam air atu larutan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) seperti Dekamon 1-2 cc/liter selama 15-30 menit.
e) Tanam bibit mawar di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya diatur menyebar ke semua arah. Timbun (urug) dengan tanah hingga batas pangkal leher batang.
f) Padatkan tanah di sekeliling batang tanaman mawar pelan-pelan agar akarakarnya dapat kontak langsung dengan air tanah.
g) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman hingga basah.
h) Pasang naungan sementara dari anyaman bambu/bahan lain untuk melindugi tanaman mawar dari teriknya sinar matahari sore hari.
Penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan penanaman bibit mawar cabutan. Bibit mawar dari polybag dipindahtanamkan secara lengkap bersama tanah dan akar-akarnya. 
Tata cara penanaman bibit mawar dari polybag adalah sebagai berikut:
a)Siram media dalam polybag yang berisi bibit mawar hingga cukup basah.
b) Angkat polybag kemudian balikkan posisinya sambil ditekuk-tekuk bagian dasarnya agar bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag berukuran besar, maka pengeluaran bibit mawar dapat dengan cara menyobek atau menyayat polybag tersebut.
c) Tanamkan bibit mawar ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan jauh hari sebelumnya. Letak bibit mawar tepat di tengah-tengah lubang tanam, kemudian urug dengan tanah sampai penuh sambil dipadatkan pelan-pelan
d) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman mawar hingga cukup basah. Bibit mawar akan langsung segar dan tumbuh tanpa melalui pelayuan atau istirahat dulu.
Demikian cara menanam bunga mawar denga baik. Silahkan mencobanya.